Shoutussalam – Salah
satu aspek paling buruk dari berbagai teori ini ialah bahwasanya mereka
tidak membutuhkan bukti, namun semata “deduksi (pengambilan kesimpulan)”
bodoh. Dan yang lebih parah lagi, kebanyakan pengklaim konspirasi itu
sendiri terlibat dalam konspirasi nyata orang-orang kafir!
Anda lihat kelompok Shahwah Irak berperang
bersama tentara Irak secara terbuka didukung oleh Iran – sementara
menuduh mujahidin adalah agen Iran! Anda lihat faksi-faksi Shahwah
secara terbuka menyerahkan wilayah kepada Rezim Nushairiyyah, sementara
menuduh mujahidin bekerjasama dengan Rezim Nushairiyyah!
Anda lihat berbagai faksi Shahwah secara
terbuka dan di depan umum bertemu dengan pejabat dan pemerintah Qatar,
Turki, As-Salul, dan Amerika dan membahas rencana mereka untuk
bekerjasama melawan Daulah Islam, padahal mereka menuduh bahwa pihak
muhajirin dan anshar merupakan sekutu dan agen negara-negara asing! Anda
lihat Koalisi Nasional Suriah mempertimbangkan untuk mengadakan
pertemuan di Jenewa bersama Rezim Nushairiyyah, sedangkan mereka menuduh
bahwa Daulah Islam berjuang untuk memenuhi kepentingan Rezim! Tidak
butuh bukti untuk mengambil kesimpulan sebuah konspirasi, hanya hawa
nafsu dan kejahilan semata.
Adapun ketika kerjasama dengan kuffar
melawan Muslimin secara terang terpublikasikan, tiba-tiba saja menjadi
“maslahat”. Bekerjasama dengan Amerika melawan Daulah Islam adalah
“maslahat”, bukan sebuah konspirasi kufur atau pengkhianatan!
Bekerjasama dengan faksi-faksi yang didukung thawaghit dan salibis
melawan Daulah Islam adalah “maslahat”, bukan suatu kesesatan ataupun
kemurtadan! Bergerak di bawah perlindungan pesawat salib dan murtad
melawan Daulah Islam adalah “maslahat”, bukan suatu pintu yang
menjerumuskan ke dalam neraka tingkat paling dalam!
Penggunaan kata “perang sipil”, “negara
sipil”, dan “penentuan nasib sendiri” adalah “maslahat”, bukan
ketundukan pada permintaan salibis dan pendukung murtad! Keyakinan yang
ekstrim dalam teori konspirasi beragam antara syirik ashghar dan akbar,
tergantung pada tingkat kekuatan, ilmu, dan kepemilikan yang disifatkan
penganutnya terhadap kaum kafir. Jika seseorang hendak menafsirkan
kembali sejarah umat Islam menurut teori konspirasi para teoritis ini,
maka ia akan keluar dengan tanda kesesatan. Seseorang cukuplah bertanya
kepada para teoritis ini, apakah kaum Muslim mampu mendirikan sebuah
negara dan berekspansi semata dengan persetujuan Empirium Romawi dan
Persia? Apakah kaum Muslim ini adalah agen Romawi dan Persia selama
peperangan yang mereka lakukan melawan kedua rival itu? Apakah Persia
berpura-pura memerangi Romawi sementara secara rahasia merupakan sekutu
mereka? Apakah kaum Muslim berpura-pura memerangi salah satu dari dua
kekaisaran tersebut? Apakah nabi-nabi palsu dan pemimpin-pemimpin yang
menolak zakat secara rahasia adalah non-Arab yang termasuk bagian dari
ras asing?
Jawaban atas semua pertanyaan ini tentu saja
tidak. Apakah dunia berubah sedemikian besar bagi konspirasi-konspirasi
besar ini untuk mengembangkan dan menundukkan dunia? Jawabannya adalah
tidak.
{Maka sekali-kali kamu tidak akan
mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula)
akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu} [Faathir :43].
Terhadap para pakar teori konspirasi ini
ditanyakan, bagaimana ayat-ayat berikut dipahami menurut dalil teori
konspirasi besar ini?
{Mereka tiada akan memerangi kamu dalam
keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau
di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat.
Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah-belah. Yang
demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti} [QS. Al-Hasyr: 14].
Ayat ini menjelaskan bahwa kaum kafir bisa
saja terlihat bersatu sedangkan hati mereka sebenarnya penuh dengan
permusuhan dan kebencian satu sama lain. Dan kebencian ini terkadang
terwujud dalam perbuatan mereka. Bagaimana mungkin konspirasi besar
benar-benar bisa dilakukan jika para anggotanya berpecah-belah?
{Dan orang-orang Yahudi berkata,
“Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan
orang-orang Nasrani berkata, “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai suatu
pegangan”, padahal mereka (sama-sama) membaca Al-Kitab. Demikian pula
orang-orang yang tidak mengetahui [yaitu musyrikin], mengatakan seperti
ucapan mereka…} [QS. Al-Baqarah : 113].
Ayat ini menjelaskan bahwa permusuhan dan
kebencian di antara para pengikut agama yang berbeda tersebut terlihat
dari ucapan mereka.
{Apakah kamu tiada memperhatikan
orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang
kafir di antara Ahli Kitab, “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kami
pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh
kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti
kami akan membantu kamu”. Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya
mereka benar-benar pendusta. Sesungguhnya jika mereka diusir,
orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka, dan
sesungguhnya jika mereka diperangi; niscaya mereka tiada akan
menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya niscaya mereka akan
berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat
pertolongan} [QS. Al-Hasyr : 11-12].
Ayat ini menjelaskan bahwa kemunafikan para
sekutu kaum kafir terlalu sulit untuk dipercaya akan bisa melaksanakan
perintah kaum kafir tersebut. Lalu, bagaimana mungkin konspirasi besar
mereka diperkirakan akan tetap utuh selama berpuluh-puluh tahun dan
berabad-abad?
{Dan di antara orang-orang yang
mengatakan, “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah
Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan
sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka
Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai Hari
Kiamat. Dan kelak Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang
selalu mereka kerjakan} [QS. Al-Maa-idah :14].
Ayat ini menjelaskan kebencian kuat para pengikut berbagai kelompok Nasrani di antara satu dengan yang lainnya.
{Dan Al-Qur‟an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kekafiran bagi kebanyakan di
antara mereka [Yahudi]. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan
kebencian di antara mereka sampai Hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan
api peperangan, Allah memadamkannya} [QS. Al-Maa-idah : 64].
Ini menjelaskan kebencian besar pengikut dari berbagai kelompok Yahudi satu dengan yang lainnya.
{Tiada berselisih orang-orang yang telah
diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka} [QS. Ali Imran : 19].
{Dan
mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah-belah melainkan sesudah datangnya
pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka} [QS. Asy-Syuura : 14].
Kedua ayat ini menjelaskan keterpecahbelahan
dan perselisihan Yahudi dan Nasrani serta permusuhan yang ada di antara
kedua agama itu beserta sekte-sektenya.
{[Ingatlah], ketika Allah berfirman,
“Hai „Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu
dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang
yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas
orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat…”} [QS. Ali Imran : 55].
Ibnu Zaid (raḥimahu Llāh) berkata ketika
menjelaskan ayat ini, “Tidak ada suatu negeri di mana orang Nasrani
mendiaminya, baik di timur maupun di barat, kecuali dia ada di atas
Yahudi. Orang-orang Yahudi dihinakan di semua negeri” [Tafsīr
ath-Thabarī]. Dan hal ini terlepas dari kekafiran orang-orang Nasrani.
Akan tetapi, karena kaum kafir Nasrani tidak melaknat Nabi Isa (alaihi
as-salām) ataupun menuduh ibunya yang suci berdosa, maka hal tersebut
menjadikan mereka menghinakan orang-orang Yahudi yang melaknat Isa dan
memfitnah Maryam.
{Mereka [orang-orang Yahudi] diliputi
kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan
mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi
kerendahan} [QS. Ali Imran : 112].
Al-Hasan (raḥimahu Llāh) berkata ketika
menjelaskan ayat ini, “Umat ini mendahului orang-orang Yahudi sementara
orang-orang Majusi mengambil jizyah dari orang-orang Yahudi” [Tafsīr
ath-Thabarī]. Ayat ini menjelaskan bahwa Yahudi terkutuk selalu sama di
dalam kehinaan dan ketundukan. Negara Yahudi sendiri didirikan bagi
orangorang Yahudi semata-mata oleh para salibis Inggris. Orang-orang
Yahudi mendapatkan kekuasaan di atas thawaghit Arab melalu hubungan
Yahudi-Salibis dan kemunduran orang-orang Arab murtad.
Oleh sebab itu, setelah membahas hal ini,
hal-hal berikut harus dipahami ketika mengamati sejarah dan peristiwa
yang sedang berlangsung.
1) Ilmu, kekuatan, dan kepemilikan kaum
kafir lemah dan terbatas. Mereka tidak melihat semuanya, mendengar
semuanya, mengetahui semuanya, menguasai semuanya, dan memiliki
semuanya, sebagaimana sejumlah individu mencoba menggambarkan keadaan
mereka seperti itu. Barangsiapa yang meyakininya, maka ia telah terjadi
ke dalam syirik.
2) Konspirasi lama satu-satunya yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an ialah Iblis terkutuk. Allah (Ta’ala)
berfirman mengenai tipu dayanya, {Sesungguhnya tipu daya Syaitan itu lemah}
[QS. An-Nisaa’ : 76]. Jadi, berdasarkan ayat ini, tipu daya
sekutu-sekutu Syaitan bahkan lebih lemah. Justru mereka menjadi sasaran
tipu daya Allah.
3) Kaum kafir berpecah-belah, diliputi
permusuhan dan kebencian satu sama lain, melakukan kekerasan di antara
sesamanya, menghinakan dan merendahkan sesamanya, meskipun mereka
bersatu melawan kaum Muslim, musuh bersama mereka.
{Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
sebagai sekutu. Sebahagian mereka menjadi sekutu bagi sebahagian yang
lain} [QS. Al-Maa-idah : 51].
{Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi wali (sekutu, pelindung) bagi sebagian yang lain}
[QS. Al-Anfaal : 73]. Akan tetapi, persatuan kaum kafir lemah dan
dibuat-buat. Mereka kerap berpecah setelah bersatu dan saling
mengkhianati.
4) Kaum kafir tidak diragukan lagi melakukan
konspirasi, namun berbagai konspirasi ini lemah disebabkan hubungan
yang lemah di antara sesama mereka, ketidakpercayaan dan kepengecutan
sekutu dan agen mereka yang munafik, ketakutan mereka terhadap Muslimin
lebih daripada ketakutan mereka terhadap Allah, serta ketakutan mereka
akan mati dan kecintaan mereka akan dunia.
5) Konspirasi sebenarnya (nyata) mereka
selalu berdasarkan bukti dan tidak didasarkan pada deduksi yang tidak
ada dukungannya – {sebagai terkaan terhadap barang yang gaib} [QS. Al-Kahfi : 22].
{Dan
mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka
tidak lain hanyalah mengikut persangkaan sedang sesungguhnya persangkaa
itu tiada berfaidah sedikit pun terhadap kebenaran} [QS. An-Najm :
28].
Musuh bersama dan kepentingan mutual tidak mengharuskan bahwa
mujahidin adalah agen salah satu kamp kafir (terutama ketika mujahidin
memerangi kedua kamp dan diperangi oleh keduanya). Mujahidin yang
berperang melawan Rusia bukanlah agen Amerika salibis, sebagaimana
halnya Muslimin berperang melawan Kekaisaran Persia tidak mengharuskan
bahwa Muslimin adalah agen Romawi! Demikian pula, ketika seseorang
bercermin pada sejarah modern, berbagai macam orang murtad yang
mengobarkan perang nasionalisme selalu mempunyai hubungan terbuka dengan
sekutu-sekutu kafir mereka. Konspirasi yang nyata bukanlah rahasia yang
disembunyikan dari manusia. Secara terbuka Shahwah Irak bertemu Bush,
Rezim Irak, dan para pemimpin Rafidhah. Faksi-faksi Shahwah Irak yang
“Islami” secara terbuka akan berperang bersama suku-suku Shahwah melawan
Daulah Islam dan akan memiliki perwakilan politik umum di bawah naungan
thawaghit regional. Shahwah Suriah secara terbuka bertemu di Qatar,
Turki, dan Arab “Saudi”. Orang-orang Amerika secara terbuka membahas
dukungannya atas Shahwah Suriah dan dukungan diberikan kepada
faksi-faksi “Islam”-nya oleh sekutu-sekutu Amerika – Qatar, Turki, dan
As-Salul. Dahulu para agen “Revolusi Arab” secara terbuka bertemu di
Eropa, Mesir, Jazirah Arab, Syam, dan Irak dengan para pejabat salib
Inggris.
6) Konspirasi-konspirasi besar mengandung
begitu banyak faktor yang hanya mampu dikuasai oleh Allah (Ta‟ala).
Sebagai misal, teori konspirasi besar 11 September yang mengklaim
dijalankan oleh Amerika sendiri. Berapa banyak anggota pemerintahan
salib harus selalu diawasi untuk menghindari berita mengenai operasi
tersebut keluar sebelum pelaksanaannya? Berapa banyak mulut yang
terlibat harus didiamkan di seluruh dunia agar konspirasi semacam ini
tetap tidak terekspos setelah kejadian? Berapa banyak urusan lain yang
harus dijamin untuk memelihara konspirasi mereka? Pandangan berlebihan
semacam ini terhadap peristiwa tersebut hanya datang dari harga sebuah
tauhid. Apakah Amerika mampu mengontrol begitu banyak faktor? Serangan
tersebut terjadi atas Amerika itu sendiri, dan berdasarkan para pakar
teori konspirasi, ia dilaksanakan oleh orang-orang Amerika! Berapa
banyak pejabat Amerika merasa diri mereka sendiri telah melakukan
“pengkhianatan” dengan mengetahui “konspirasi” dan tetap tutup mulut?
Realita hanya ada pada satu hal yang jelas –kebenaran sebenarnya – dan
itu adalah mujahidin di bawah kepemimpinan Syaikh Usamah (raḥimahu Llāh)
yang melaksanakan serangan yang penuh berkah dan berakibat pada
terhinanya Amerika dalam suatu bentuk yang belum pernah terjadi
sebelumnya.
7) Tujuan dari teori konspirasi ialah
membesar-besarkan kekuatan kuffar sehingga kaum Muslim terlemahkan oleh
analisis atas peristiwa yang sedang berlangsung. Pada akhirnya,
ketakutan mereka kepada orang-orang kafir lebih besar daripada ketakutan
mereka kepada Allah (Ta’ala). Ini adalah manhaj yang merusak
ketawakkalan seorang Muslim kepada Rabbnya. Setiap saat, kita akan
mendapati dia diliputi oleh ayat-ayat berikut:
{Kabarkanlah kepada orang-orang munafik
bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang
mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan
meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi
orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah} [QS. An-Nisaa‟ :138-139].
Berdasarkan keterangan ini, seseorang
seharusnya menyadari perbedaan antara rivalitas berbagai macam kelompok
kafir yang melakukan aliansi yang nyata – seperti koalisi
Salib-Shafawi-Nushairiyyah – untuk mengobarkan perang melawan Daulah
Islam yang dengan itu kepentingan mutual kafir mereka bisa diraih,
dengan keyakinan bahwa orang-orang Nasrani, Rafidhah, Yahudi, dan
murtad, semuanya merupakan anggota terselubung yang berasal dari
komunitas rahasia yang sama, kelompok politik bawah tanah, atau teori
konspirasi raksasa yang kesemuanya memuji satu sama lain dan
menyembunyikan permusuhan.
Semoga Allah mengungkapkan konspirasi nyata orang-orang kafir dan melenyapkan teori konspirasi syirik.
Iklan : http://toneexcel.biz/880131
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
HAK ANDA UNTUK KOMEN