Hampir tiga tahun lamanya kaum muslimin
di Suriah dibantai dengan keji oleh orang-orang syiah, kaum muslimin di
belahan dunia hanya bisa mengutuk dari layar televisi dan laptop,
melihat saudara-saudara seiman mereka dibantai begitu kejam, para
muslimahnya diperkosa, anak-anaknya digantung, tidak ada satupun kaum
yang lebih keji terhadap umat islam selain Yahudi, melainkan kaum
musyrikin Syiah ini.
Allah telah berfirman :
“Sesungguhnya akan engkau dapati
orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang
beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan ORANG-ORANG MUSYRIK…” (QS Al
Maaidah 82)
Ya, bisa kita lihat bagaimana kejamnya
kaum musyrik Budha, kaum musyrik Hindu, dan terlebih kaum musyrik Syiah
ini dalam membantai umat islam.
Sesungguhnya Shalahuddin Al Ayubi adalah
seorang yang lahir di Irak, tepatnya di Kota Tikrit, sebelum
membebaskan Jerussalem (sekarang negara Israel), beliau memerangi syiah
terlebih dahulu di Mesir sebelum mengumpulkan pasukan untuk menaklukkan
Jerussalam. Adalah pamannya yang mengirimkan pasukan dari Irak untuk
membantu Shalahuddin Al Ayubi mengalahkan Syiah di Mesir dan menaklukkan
Jerussalem.
Kenapa Salahuddin Al-Ayyubi tidak
bekerjasama dengan Syiah yang mengaku Islam untuk mebebaskan Palestina?
Sebabnya Salahuddin Ayyubi tahu siapa Syiah sebenarnya, kesesatan mereka
dan bahaya mereka kepada Islam. Salahuddin tidak buta sejarah dan tidak
mudah dibodohi Syiah dengan kebohongan mereka. Salahuddin tahu, jika
bersatu dengan Syiah dalam membebaskan Palestina, golongan ini akan
menjadi pemecah belah pasukan Islam, apalagi pada masa sekarang dimana
Syiah dengan jelas-jelas memerangi Islam.
Begitu juga Syaikh Abdullah Azzam,
setelah menyatakan bahwa syiah bukanlah Islam, beliau menjelaskan
mengenai bahaya syiah, yang melebihi para penguasa sekuler.. “Maka
orang yang berbicara tentang Syi’ah, wajib berbicara tentang partai
Ba’ats. Paham ?! Mereka semua sama. Tapi memang bahaya Syi’ah terhadap
dunia Arab lebih besar daripada partai Ba’ats, dan lebih berbahaya
daripada Saddam Hussein. Karena besok Saddam Hussein akan mati dan semua
partai Ba’ats akan berantakan, ibarat bisul di kulit umat Islam. Kulit
akan segera mengeluarkannya dan sehat kembali. Adapun Syi’ah adalah
suatu aqidah yang ingin agar aqidahnya tersebar luas dengan darah dan
pengorbanan.”
Inilah mereka, para mujahidin dari
generasi ke generasi telah memahami betapa berbahayanya Syiah, melebih
musuh-musuh Islam yang lain. Maka jangan heran jika saat ini, para
mujahidin begitu keras terhadap Syiah. Namun sayangnya, masih banyak
kaum muslimin yang buta akan bahayanya Syiah ini, bagi mereka Syiah
dianggap sebagai muslim karena mereka berwajah arab, berjanggut, pakai
gamis, dan makan kurma. Ketahuilah bahwa Abu Jahal, Abu Lahab, dan
semisalnya juga naik Onta! jika kalian menjadikan itu (naik onta)
sebagai ciri seorang muslim.
Datangnya Pertolongan Allah, Hanya Dari Mereka Yang Berperang
Hadirnya Khilafah Islam dan
berbondong-bondongnya kaum muslimin dari seluruh dunia hijrah ke bumi
Khilafah, membuat Syiah kaget setengah mati, terlebih setelah melihat
kemenangan demi kemenangan kaum muslimin, membuat rasa ciut dan gentar
dalam dada orang-orang Syiah.
Ribuan orang-orang Syiah mengungsi
keluar dari wilayah Khilafah, karena mereka tidak akan bisa dan diterima
oleh masyarakat Ahlus Sunnah setelah kekejaman yang mereka lakukan, dan
mereka yang tergabung dalam tentaranya, ada yang bertaubat, kocar kacir
menjauh dari wilayah Khilafah, dan ada juga yang ditakdirkan terbunuh
ditangan para mujahidin.
Kini kaum muslimin di Irak dan Syam
dapat hidup damai tanpa Syiah, para mujahidin melindungi mereka. Kabar
mengenai betapa amannya wilayah Khilafah dari Syiah membuat banyak kaum
muslimin ditempat lain hijrah demi melindungi agama dan nyawa mereka.
Bahkan mereka mulai mendaftarkan anak-anak mereka sebagai bagian dari
tentara Khilafah.
Terdapat sebuah hadits yang masyhur mengenai Thaifah Manshurah (Kelompok Yang Ditolong Oleh Allah),
“Akan senantiasa ada segolongan dari
umatku yang berperang karena perintah Allah. Mereka dimenangkan Allah
atas musuh mereka. Tidak memberi madharat kepada mereka orang-orang yang
menyelisihi mereka, hingga datang hari kiamat dan mereka di atas yang
demikian itu.” (HR Muslim)
Berkata Ibnu Taimiyah RHM dalam fatwanya tentang wajibnya memerangi Tartar –ketika menyebutkan Tha’ifah Manshurah– : “Adapun
tha’ifah (kelompok) yang berada di Syam, Mesir, dan sebagainya, maka
mereka pada saat ini sedang berperang untuk mempertahankan dan membela
agama Islam, dan mereka adalah manusia yang paling berhak termasuk dalam
Tha’ifah Manshurah yang disebutkan oleh Nabi Shalallahu’alihi Wassalam .” (Majmû` Fatâwâ: XVIII/253)
Allah telah menjamin bahwa akan ada
sebuah kelompok yang senantiasa berperang, mereka terus berperang,
dimana dalam riwayat yang lain diceritakan bahwa manusia pada saat itu
banyak mencela mereka dan menyelisihi (tidak sepakat) dengan sikap-sikap
mereka, namun celaan-celaan mereka itu tidak memberikan efek sedikitpun
kepada eksistensi kelompok tersebut. Kelompok itulah yang ditolong oleh
Allah dan diberikan kemenangan demi kemenangan hingga akhirnya mereka
memerangi Dajjal bersama Imam Mahdi.
Dari hadits ini dapat ditarik
kesimpulan, bahwa hanya dengan jalan peperanganlah Allah akan memberikan
pertolongan dan keamanan terhadap kaum muslimin. Hanya mereka yang
berperang, memegang senjata, yang dapat melindungi umat islam, yang
dapat memberikan rasa aman terhadap kaum muslimin. Dan senjata mereka,
bukanlah senjata karatan karena tak pernah dipakai, bukan senjata yang
hanya untuk dipajang dan untuk gaya-gayaan saja, tetapi senjata yang
setiap harinya membunuh musuh-musuh Allah.
Maka wajar saja jika para mujahidinlah yang berhasil menegakkan kekhilafahan, karena mereka telah sesuai dengan golongan yang akan ditolong oleh Allah. Dan apapun celaan yang dikeluarkan untuk mereka, tidak berpengaruh apapun, karena yang mencela hanya via medsos, dan banyak juga yang menggunakan bahasa yang tidak dimengerti mujahidin (bukan bahasa arab), dan lokasi keberadaannya pun jauh dari wilayah kekhilafahan, sudahlah tinggal di negara yang jauh, di kota terpencil, masuk gang sempit lagi!
Adapun mereka yang mencela dan sampai
terdengar kepada mujahidin, tidaklah memiliki hujjah yang kuat untuk
membubarkan mujahidin dan kekhilafahan. Dan mereka yang memilih
konfrontasi langsung, atas izin Allah mereka semakin terpecah belah,
dan semakin sempit wilayahnya.
Datangnya Imam Mahdi Dari Wilayah Timur Menuju Mekkah
Banyak yang mengkait-kaitkan tentara
Khilafah Islam ini adalah cikal bakal atau bahkan sampai dianggap
sebagai pasukannya Imam Mahdi. Hal ini cukup beralasan mengingat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda:
“Akan berperang tiga orang di sisi
perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak
seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian
muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh
kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum
sebelummu. ” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: “Maka jika kamu
melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di atas salju,
karena dia adalah khalifah Allah “Al-Mahdi”. “
[1] – Khalifah bukan Khafilah, Khafilah berarti rombongan, sedangkan Khalifah berarti Amirul Mukminin.
[1] – Khalifah bukan Khafilah, Khafilah berarti rombongan, sedangkan Khalifah berarti Amirul Mukminin.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Yang
dimaksud dengan perbendaharaan didalam hadits ini ialah perbendaharaan
Ka’bah. Akan ada tiga orang putera khalifah (ia berperang di sisinya
untuk memperebutkannya hingga datangnya akhir zaman, lalu keluarlah
Al-Mahdi yang akan muncul dari negeri Timur, bukan dari dalam bangunan
di bawah tanah Samira seperti anggapan orang-orang Syiah Rafidhah yang
jahil bahwa Al-.Mahdi sekarang berada di sana dan mereka menanti
keluarnya pada akhir zaman. Anggapan semacam ini merupakan igauan yang
hina dari syetan, karena tidak ada dalil dan keterangannya sama sekali
baik dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah, dari perkataan atau pemikiran
orang sehat maupun dari istihsam.”
Selanjutnya beliau mengatakan, “Dan
beliau dikukuhkan oleh penduduk masyriq (kawasan timur) yang
membantunya, menegakkan kekuasaannya, dan membangun pilar-pilarnya, dan
bendera mereka juga berwarna hitam, yaitu warna yang melambangkan sikap
merendahkan diri, karena bendera Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam juga berwarna hitam yang diberi nama Al-’Uqab…. Maksudnya, bahwa
Al-Mahdi yang terpuji dan dijanjikan akan muncul pada akhir zaman,
kemunculannya adalah dari wilayah timur dan dia dibai’at di sisi
Baitullah sebagaimana ditunjuki oleh beberapa hadits. “[2]
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa
bukan hanya pasukan, kekuasaan, dan pilar-pilar (pemerintahan) Imam
Mahdi yang akan muncul dari daerah Timur, melainkan Imam Mahdi itu
sendiri akan muncul dari kawasan timur lalu bergerak menuju Mekkah
dengan pembunuhan yang dahsyat.
Apakah Imam Mahdi adalah seorang
mujahirin yang karena sesuatu hal hijrah ke Wilayah Timur, ataukah
memang asli orang Wilayah Timur, hanya Allah yang tahu. Namun satu hal
yang pasti, bahwa ia akan mendatangi Mekkah bersama pasukan dari Timur
dengan pembunuhan yang dahsyat, pembunuhan yang membuat orang-orang mengerenyitkan
kening, tidak kuat memandangnya, dan bertanya-tanya apakah pembunuhan
seperti ini dibenarkan?! Hal ini disebabkan mereka tidak memahami bahwa
yang namanya peperangan, akan selalu ada darah yang tertumpah, nyawa
yang melayang, sesuatu yang mereka anggap tabu, karena mereka terbiasa
menonton doraemon yang mana jika tokoh kartun itu bertempur selalu
menang dengan cara damai, no blood.. and happy ending!
Mereka yang beranggapan demikian (bahwa kekhilafahan yang dibentuk ISIS adalah cikal bakal pasukan dan pemerintahan Imam Mahdi) sah-sah saja dan tidak perlu dipermasalahkan,
karena mereka tidak beranggapan berdasarkan nafsu semata melainkan
karena mereka melihat ketercocokan nubuwah, dan saya yakin anda juga
melihat kecocokannya.
Yang menjadi masalah adalah
ketika menolak bahwa akan adanya pasukan Imam Mahdi yang datang dari
wilayah timur, yang menjadi masalah adalah ketika menolak adanya
kekhilafahan sebelum Imam Mahdi, yang menjadi masalah adalah ketika
menolak bahwa Imam Mahdi datang dengan peperangan dan pembunuhan.
Sesungguhnya Semua Jamaah Jihad Akan Dilarang!
Begitu gemparnya seluruh penjuru alam
dengan kehadiran Khilafah Islam, membuat banyak pihak yang mencoba
memadamkan dukungan terhadap mereka. Ketahuilah, bahwa bukan hanya
mujahidin Khilafah yang menjadi target mereka, melainkan seluruhnya!
Sungguh mujahidin sudah puas sejak era perang Afghanistan dikatakan
sebagai khawarij, dikatakan sebagai teroris, dikatakan sebagai orang
bodoh. Namun celaan itu semua diabaikan, hingga akhirnya mereka berhasil
mendirikan kekhilafahan beberapa tahun kemudian.
Hari ini kita melihat pemerintah dari
berbagai negara melarang dukungan untuk mujahidin khilafah, hanya karena
mereka: 1. Membunuh, 2. Berperang, 3. Menginginkan Mendirikan Negara
Islam. Jika hanya karena hal itu, sungguh HAMAS pun akan diperlakukan
hal yang sama oleh mereka.
Ingatlah perkataan saya hari ini, dan
sungguh kalian akan menyaksikannya dalam waktu dekat, jika suatu saat
ada pemuda dari Filipina, atau Malaysia misalnya, yang bergabung dengan
HAMAS untuk mengajak hijrah dan bertempur. Maka pemerintah tersebut akan
melarangnya juga, melakukan penolakan juga, karena HAMAS juga dianggap
teroris oleh majikan negara-negara tersebut, yakni Amerika!
Pemerintah akan mulai mengkampanyekan bahwa permasalahan Israel dan Palestina adalah urusan tanah, bukan agama. Pemerintah akan mulai mengkampanyekan bahwa itu adalah urusan penduduk disana, bukan urusan orang negara lain. Pemerintah akan membatasi bantuan jihad kalian untuk palestina hanya sebatas biskuit dan obat-obatan, lalu ulama-ulama dibayar pemerintah agar berceramah, membuat kaum muslimin merasa cukup hanya dengan jihad dengan mengirimkan biskuit dan obat-obatan, intinya.. majikan mereka (Amerika) tidak ingin ada kaum muslimin dari negara mana saja yang datang berjihad untuk mengeroyok Yahudi!
Tentu kita masih ingat ketika Jilbab
dilarang di negeri ini, pemerintah mengkampanyekan “Istri menteri agama
saja tidak berjilbab”, seolah-olah standar teladan dan kebenaran adalah
istri menteri agama. Dan hari ini kita melihat hal yang sama, standar
keteladanan dan kebenaran dalam isu Khilafah ini adalah sebuah faham
yang dilambangkan dengan burung, bukan Al-Qur’an dan Sunnah.
Maka jika kalian membenarkan tindakan
zalim terhadap khilafah pada hari ini, maka sungguh jamaah jihad favorit
kalian adalah target selanjutnya.
Wallahu’alam!
Footnote :
[1]. Sunan Ibnu Majah,
Kitabul Fitan, Bab Khurujil Mahdi 2: 1467; Mustadrak Al-Hakim 4:
463-464. Dan dia berkata, “Ini adalah hadits shahih menurut syarat
Syaikhain.” Perkataan Hakim ini juga disetujui oleh adz-Dzahabi.
Ibnu Katsir berkata. “Ini adalah isnad yang kuat lagi shahih.” (An Nihayah fil Fitan 1: 29 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini).
Al-Albani berkata, “Hadits ini shahih maknanya, tanpa perkataan:
“Karena dia khalifah Allah Al-Mahdi”. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu
Majah dari jalan Alqamah dari Ibnu Mas’ud secara marfu’ seperti riwayat
Utsman yang kedua, dan isnadnya hasan, tetapi tanpa perkataan “khalifah”
(khalifah / pengganti Allah). Dan tambahan “khalifatullah” ini tidak
dimiliki jalan yang shahih serta tidak memiliki syahid (hadits yang
senada yang diriwayatkan dari orang lain); karena itu tambahan tersebut
adalah munkar. Dan di antara kemungkarannya ialah bahwa di dalam syara’
tidak boleh dikatakan ada khalifah Allah, karena kemungkinan orang
tersebut berbuat keliru, padahal tidak layak bagi Allah kekurangan dan
kelemahan.Ibnu Katsir berkata. “Ini adalah isnad yang kuat lagi shahih.” (An Nihayah fil Fitan 1: 29 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini).
Kemudian dikutip dari Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengenai penolakan beliau terhadap orang yang mengatakan bahwa khalifah itu sebagai wakil Allah Ta’ala, karena tidak laik bagi Dia memiliki khalifah (wakil / pengganti), sebab Dia adalah Maha Hidup, Maha Menyaksikan, Maha Melindungi, Berdiri Sendiri, Yang Mengawasi, Maha Pemelihara, Maha Kaya dan tidak membutuhkan alam semesta. Sedang khalifah itu ada karena yang digantikan itu mati atau lenyap, sedangkan Allah Maha Suci dari semua itu.” (Vide: Silsilatul Ahaditsih-Dha’ifah wal-Maudhu’ah 1: 119-121, hadits nomor 85).
[2]. An Nihayah fil Fitan wal-Malahim 1: 29-30.
Syekh Abdul Alim Abdul Azhim membicarakan hadits-hadits Al-Mahdi secara panjang lebar dalam thesis beliau untuk memperoleh gelar Magister yang berjudul “Al-Ahaditsul Waridah fil Mahdi fi Mizanil Jarh wat Ta’dil”. Dalam thesis ini beliau menyebutkan orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits tersebut beserta perkataan para ulama mengenai isnad masing-masing hadits beserta keputusannya dan kesimpulannya.
Barangsiapa yang ingin mengetahui secara luas dipersilahkan membaca thesis tersebut, karena ia merupakan pembahasan paling luas mengenai hadits-hadits Al-Mahdi sebagaimana dikatakan oleh Syekh Abdul Muhsin Al-’Abbad dalam majalah al-Jami’ah Al- Islamiyyah nomor 45 halaman 323.
Dalam thesis tersebut beliau menyebutkan ada hadits-hadits marfu’ dan atsar-atsar sahabat dan lainnya tentang Al-Mahdi ini sebanyak 336 riwayat. Di antaranya terdapat tiga puluh dua hadits dan sebelas atsar yang berkedudukan diantara shahih dan hasan. Yang menyebutkan Al-Mahdi secara eksplisit sebanyak 9 hadits dan 6 atsar, dan sisanya hanya menyebutkan identifikasinya.
Banyak al-Huffazh yang mengesahkan
hadits-hadits Al-Mahdi ini, antara lain Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
dalam kitabnya “Minhajus Sunnah fi Naqdhi Kalamisy Syi’ah wal
Qadariyyah” 4: 211, dan al-’Allamah Ibnu Qayyim dalam kitabnya
“Al-Manarul Munif fish Shahih wadh-Dha’if” halaman 142 dan seterusnya
dengan tahqiq Syekh Abdul Fattah Abu Ghadah, serta dishahkan oleh
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitabnya “An-Nihayah fil-Fitan wal-Malahim”
1: 24-32 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini. Juga dishahkan oleh ulama- ulama
lain sebagaimana akan kami sebutkan.
Kredit : http://al-mustaqbal.net
Kredit : http://al-mustaqbal.net
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
HAK ANDA UNTUK KOMEN